Aksara Tiga Rasa (Part 1)
Selamat pagi
Sudah kenyangkah dengan harapan?
Ataukah masih lapar menyantap kenangan?
Aku masih lapar meski telah minum secangkir asa dan sepotong suka cita
Maka kenyangkan dengan menyantap hangatnya sang surya agar jika malam tiba kita tak akan tenggelam dalam kehampaan
Aku sedang bercengkrama dengan sang surya
Sampaikan pada angin seluruh asamu agar tidak menjadi asa tanpa wujud nyata yang akan berakhir dianulir semesta
Aksara Tiga Rasa (Part 2)
Kenangan tak bisa membuatku lupa
Tak bisa juga ku hapus
Biarlah kubingkai dengan indah
Sebagai teman dari seteguk kopi yang kusajikan
Dan berakhir menjadi kisah yang akan dikenang bukan ditenggelamkan seolah tiada padahal kenangan masih hidup meski hanya serupa senja
Lagi-lagi senja
Mengapa tak pelangi saja?
Ia indah seindah lengkungan senyummu pagi ini
Jika engkau pelangi kau tak akan pergi selepas kau letakkan cinta di semangkuk rasa yang kau sajikan bersama cinta dan janji setia
Maaf engkau bukan seperti hidangam yang dapat kunikmati, apabila habis puas pula dahagaku
Lantas mengapa kau balikkan wajah cintamu selepas kau hadapkan wajah rasamu hingga aku tersungkur dalam rindu
Kali ini kau menang karena aku tersudut dan kebingungan tiada mampu membalas kata-kaya itu
By. Tinta Emas, Echa dan Ki Angkas