Hamparan kenangan masih tersaji di atas langit.
Bintang-bintang bertaburan mencoba bercerita satu peristiwa pahit.
Terurai kembali air mataku.
Mengoyak dada yang sudah seharusnya menerima kenyataan.
Pada masa yang beranjak sirnah.
Kubuang semua keikhlasan.
Kuratapi kembali sebuah kehilangan.
Namun titik-titik kebahagiaan terus berujar selamat tinggal.
Tolong aku,
Siapapun yang mendengar rintihan si anak yang terlempar jauh ke sudut paling hampa.
Ayah... Ibu....
Entah kenapa harus mengundang perpisahan merusak masa depanku.
Seharusnya aku telah menatanya kini.
Tapi justru aku hampir meregang nyawa di tempat paling menjenuhkan di dunia.
Ayah... Ibu...
Tidakkah kau ingat?
Bayi mungilmu yang lucu kini mulai beranjak dewasa.
Sepanjang malam ia menangis dalam kerinduan.
Sepanjang hari ia terus diiris kenangan.
Ayah... Ibu...
Sudahi pertengkaran yang menguras pengharapan.
Ayah.. Ibu...
Kembalilah, aku tetap menyimpan maaf disini.
Makassar
06/10/2019