semesta melesatkanku ratusan kilo meter
dari tempatku seharusnya berpijak
memulai sebuah hal baru dalam agendaku yang kusam
setelah kepergianmu yang mencekam
deru kereta menemani lamunanku
menatap kosong ke cakrawala
meratapi kisah kita yang mati di makan usia
sejauh apapun aku pergi, selalu ada rindu yang membuatku kembali
datang di kala hati ingin tenang
setelah patah arang dan lelah mengenang
berlarian kenanganmu di antara laju kereta
Berkongsi demi membuatku jera
deru kereta melesatkanku pada ingatan tentangmu, mengajakku untuk bernostalgia kembali akan dirimu
berkali-kali aku melupa dirimu, tapi setiap kali kesendirian mendatangiku, kau datang turut serta dalam pikirku
aku menatap kesegala arah, wajah-wajah lelah menyandarkan kepalanya di bahu seseorang yang ia sayangi
aku sendirian kala itu, hanya tersenyum hangat mensyukuri bahwa memiliki seseorang untuk bersandar itu menenangkan
ah sudahlah, kembali aku tatap cakrawala dari jendela kereta, mensyukuri diriku yang sampai saat ini masih bisa melihat kebahagiaan di sekelilingku
tuhan selalu bersamaku, dalam setiap derap langkah kakiku, dalam setiap hembusan nafasku
kepergianmu bukanlah akhir dari perjalananku, tapi awal dari ceritaku
Jakarta, 19 Desember 2019
Fah