Sore itu puisi-ku terbaring di anjungan paha-ku
Mendekap lembut bibir pantai
Melumat pasrah romansa kala itu
Desah puisi-ku mengaling dari bibir pantai
Pena-ku asik Mencumbu ranting yang membisu
Bisik-bisik angin tak terhirau
Tangan-tangan pohon gemulai
Manari di atas dada ilalang
Nafsu puisi-ku kala itu terhunus
Kepala bait-bait itu kosong
Iman dalam huruf-huruf menjijikkan
Hilang diantar baris-barisnya
Puisi-ku kala itu dimakan dosa
Makna-makna penyesalan tertulis
Bisakah kusucikan kembali tangan puisi-ku
Selepas sore itu
Makassar, 20 september 2019
Andika Irfan N