Lempeng rasaku telah tergesek
Menimbulkan makma naik pada permukaan
Seiring waktu kepercayaan kian memadat
Bertambah besar membentuk busur kenyamanan
Lalu tanyamu perlahan terjawab,
Dalam pertemuan di batas penyebab,
Rindupun mulai bertuan
jalannya hanyalah kesatuan
Tak perlu bertanya takdir adalah garis
Yang harus kau tau asam yang ku jadikan manis
Janganlah kau terkikis untuk menipis
Jagalah hati hingga di ujung turun pada pewaris
Kuberi puisi sederhana yang ku bisa
Karna kutak mampu menyelam dalam lautan bahasa
Keberi diksi dalam bait yang tak serupa
Karna aku bukanlah roman dalam picisan karya
Kuselipkan isi meski kau takkan mengerti
Namun yang harus kau ingat aku bukan pemeran logika, dan hanyalah budak hati,
Anganku selalu bertamasa
Tanpa mu kupetik simalakama
Tak ada hasil dari semuanya
Tak ada warna untuk kupilih salah satunya
Dengarkan, lalu simpulkan...!
Untuk jiwaku yang terjebak curam kerinduan.
Jika tidak,
Aku akan buta pada pandangan
Akan mati dalam kehidupan
Madura
15 april 2020