Siuman pada pagi yang menjemukan
Setelah terbangun dari mimpi yang dicekam ilusi
Kemudian kembali bergelut dengan hari yang tak pernah mau mengalah
Biru menghitam terpijak patri tengara
Luluh mengukuh ditimang upah sepahit logam
Dan di atas dua, tiga telunjuk menusuk jidat kepasrahan
Malam harap gemintang terbuai
Dari peluhku menitih hari dan mati
Di bawah tumpukan logam-logam rintih
Sore ini jingga
Pun warna ketiadaan
Kulihat gelap hasrat di bumiku yang malang
Hariku berlumuran darah
Pun tawa bahagia
Didayung kaki menggera kukuh bumi
Masih kutempuh jalan yang malang
Masih kucari potongan logam tak bertuan
Demi menukar upah sesuap nasi
Makassar, 10 maret 2020
Andika Irfan N