Kini ku mulai saja
Ku tahu puisi tak kalah berisik dari orasi
Ingin ku tebas saja
Karna percaya, puisi lebih tajam dari belati
kutetapkan padamu
kukatakan padamu
takan cundangi diriku agar kau terkesima
8bait maka akan segara ku mengasahnya
Aku,tulisan haram popularitas
Lahir dari sejarah tanpa di asuh komunitas
Hanya serta merta mendompleng santun dari sejarah yang ku makan
Sopanmu hilang telah di jarah oleh kemajuan jaman
pikiranku terbentuk dari debu jalanan
pernah tegilas roda beban dan tekanan
kujadikan itu sebuah trisula pemahaman
agar siap kapan saja untuk aku hunuskan
Disana,Si Tua tertawa dengan dada busung tinggi.
Disitu,Si pemuda nya bersanggama dengan ilmu yang dimiliki.
Disini,Kuhanya besar kecewa atas apa yang terjadi
Dimana-mana Banyak yang melupakan ilmu hukum alam tentang padi
Jangan lupakan itu agar tak patah tajam ujung cakarmu
percuma ada bedil jika kau salah gunakan
Jalan yang lurus kau buat jadi persimpangan
Kini terpecah mahkota yang aku tinggkan
Hangus semua tak sesuai harpan
Sementara aku tanah pernah menjaga akarmu
Hingga habis tergarap rasa haus dan pakarmu
Aku beri rangkulan,dan terbalaspukulan
Siapa cari ke unggulan,dan siapa beri kepalan
Rasa yang hambar tertelan dalam garam
Terucapkan kata yang kelak terdengar akan karam
Lalu kau oleskan semua dengan kesombongan
Tembok yang dulu kokoh kini runtuh dan lebur berantakan
copyright joe literasi
Rabu-15-mai-2019