Aku lahir dari suara hati
anak bangsa
Rahimku adalah logika
Ayahku adalah moral
pancasila
Demikian aku terlahir sebagai
pena pejuang
Aku tak bisa membunuh
seperti senapan
Tak pula mengambil nyawa
layaknya belati
Hanya membakar semangat
dengan bait syair
Meneguhkan jiwa yang rapuh
melalui tulisan
Demikian aku digunakan
Demikian alasanku
dilahirkan
Melalui jiwa pejuang
penulisku
Yang hanya mampu berjuang
melalui tulisan
Karenanya aku disebut pena
pejuang
Yang meski tak setajam
belati
Tapi tiap ukiran baitku
mampu membakar semangat
Membangkitkan jiwa bangsa
yang rapuh
Aku hanya sebuah pena
Aku hanya goresan
pemikiran
Bila pena sepertiku mampu
menjadi alat perjuangan
Mengapa kekuasaan tidak?
Padahal dia lebih hebat dariku
Apakah kekuasaan hanya
untuk menjatuhkan yang lemah
Apakah kekuasaan hanya
mengikat suara keadilan
Bila demikian kenyataannya
Maka pena sepertiku jauh
lebih berharga dari kekuasaa
By. Tinta Emas