Katanya..
Puisi adalah serabut aksara
Puisi adalah tabik romansa
Puisi adalah serangkai padat kata yang indah
Puisi adalah hidup yang mati dan mati yang hidup
Puisi adalah kebohongan sang penyair
Omong kosong
Semua penalaran itu tidak benar
Tidak juga salah
Ada dua hal yang berpumpun abu di kepala ku
Ragu yakinku telah bertahta di pikiranku
Raguku terhadap tulisan
Serta yakinku terhadap penyair
Setiap tutur kataku adalah puisi bagiku
Meskipun aku tak pandai berpuitisasi
Hingga setiap penuturanku tak terdengar puitis
Puisi adalah sesuatu yang telah sirna
Puisi juga mimpi yang belum tersentuh
Puisi adalah waktu
Puisi adalah isi kepala dan hati
Yang meronta hingga meluap
Puisi adalah sorga loka
Di gurun sunyi sang penyair
Puisi adalah duka berselimut pandu
Puisi adalah keruh hujan menangis sendu
Puisi adalah sirna-sirna yang terpendam
Puisi adalah tangis berair lancing
Bagi keluh kesah sang penyair
Puisi adalah tulisan jelahak
Puisi adalah kidung amarah yang berdengung lirih
Puisi adalah perantara penikam sanubari
Yang tengah terselam merana
Puisi adalah kata yang bersanding beruas-ruas di geladah kalbu
Puisi adalah sekata menadakan bisu
Puisi adalah saji sejiwa beranak pinak
Seirama dengan masanya
Tidak ada kepala yang mampu yakinkan
Padamkan ragu
Tentang puisi yang bersetubuh dengan waktu
Puisi kini tak seindah dahulu
Andika Irfan N
Mamasa, sulawesi barat
01 juni 2019
No comments:
Post a Comment