Sunday, November 17, 2019

Gema & Sunyi


Semua tampak abu-abu dengan Bias yang membuat hatinya yang semakin membisu

Di atap dunia Itu mereka Bertemu, dalam Putaran waktu yang sedemikian statis, dua insan Manusia itu Berjanji untuk selalu bersua kembali

Namun Setelah 2 Dasawarsa  berselang, Gema tak jua menemukan temu dengan sunyi,  bintang gemintang berpendar di sana,  angin semilir meniup lembut setiap helai rambut gema,  tapi kerinduan tak jua membuahkan hasil

Dimana sunyi?  
bukankah kita berjanji akan bertemu lagi di sini
Dimanakah aku dapat menemukanmu sunyi?

Matanya menatap kosong menembus batas cakrawala,  dingin menusuk tubuhnya yang semakin kelu di terjang angin ketinggian

Samar-samar Gema dalam garis pandangnya,  ia melihat sunyi sedang tersenyum  ramah kepadanya,  dengan Senyum paling hangat yang pernah ia temui di bumi. 

Aku akan tetap disini Sunyi,  meski sampai berapa dasawarsa pun aku harus menanti. masih banyak hal perlu kita lewati bersama, masih banyak cerita  yang harusnya kita tulis bersama. 

Sambil meminum secangkir kopi di atap dunia itu  gema Bersandar di sebuah Pohon Besar tus yang kokoh,  dimana mereka berdua pernah mengukir namanya bersama,  berjanji untuk bertemu  lagi disana mesti entah tak tahu kapam itu terjadi. 

Di atap dunia itu,  gema berujar kepada langit,  ia meminta kesepakatan dengan semesta, pertemukan lagi aku dengannya, biarkan lembaran cerita  yang kita pernah  tulis terampun indah sampai pada bab-bab akhir.  

Jangan usaikan cerita  ini,  ketuklah hati sunyi wahai semesta,  sampaikan bahwa di atap dunia ini, ada Seorang manusia  yang menantinya. 

Jakarta,  19 Agustus 2019
Fah

No comments:

Post a Comment