Bermanja dianta bingar hidup menunggu mati.
Bernaung di bawah kelabu menyelimuti.
Dingin, lapar, Mati.
Menjadi kronis dalam tekanan kemiskinan.
Ini saya yang menitih hidup
Dari singkong yang kutanam berbulan-bulan
Mencoba mengisih perut agar tak tertikam busung lapar.
2019 masyarakat suda merdeka, katanya.
17 agustus pemuda papua di fonis kriminal,
Jago merah kenyang melahap pertiwi.
Orang muda bangsa malah kena siraman para abri.
Garudaku patah sayapnya!
Di layar televisi
Banyak elit dangan gaun mewah meributkan merah putih.
Adu argument yang tak kunjung suda, Hingga serontak sekata se iya terhadap Pentapan Rancangan undang-undang.
Kami puja dengan riang
Kebohongan yang besar
Uang meraja ingin di kuasai oleh penganut muka dua
Kami harus tunduk dan bersabar..
Waktu itu juga..
Seribu sembilan ratus sembilan delapan, ribuan mahasiswa serontak bergerak pun ia, NKRI Harga mati!
Membunyikan alaram reformasi..
Serentak turun kejalan
Menyuarakan kesakitan pertiwi akibat di kebiri.
Aktifis mencoba orasi berharap untuk di dengarkan..
Pertama membuka
Tanpa ada peringatan semprotan para abri menghantam tubuh mehasiswa, memukul mundur
Hingga terkurung dalam ruang sempit kelas kampus..
Di luar gerbang malam itu...
Gedung di kepung
aparat bersenjata lengkap.
Kami di perlakukan teroris di rumah sendiri.
Dorr..
Samar-samar diluar suara benturan keras menghantam gerbang,
gaja perang anti teror menerobos masuk.
Tanpa ampun kami di tembaki
Ratusan mayat Bergeletakan
Makassar sembilan delapan
September berdarah ratusan mahasiswa tewas dengan sadis
Memperjuangkan merah putih.
Aku masih mencoba hidup dengan bertani tanpa satu kaki terselamatkan maut teragedi sembilan delapan
Mendoakan aktifis yang memperjuangkan NKRI Harga mati.
Kali ini suatu kesatuan sekarat.
merah putihku hilang harapan!
Puisi esay lamunan sendu
Yang tercatat dari sejarah indonesia
Tertanda
Mr.x
No comments:
Post a Comment