Aku melangkah mendekatimu, kugenggam erat tanganmu, kupeluk tubuhmu, kukecup pipimu dan kukatakan "Selamat tinggal kekasihku, lelaki istimewaku, pemenang hatiku. Terima kasih untuk cinta yang kau beri. Bahagialah selalu, untukmu dan untukku"
Kau tak mengucapkan sepatah katapun. Hanya wajah tanpa ekspresi yang kau tunjukan padaku. Dan aku tak tau apa artinya itu. Apa kau merasa lega, bahagia atau justru terluka? Kau tak mau mengatakannya. Hanya diam seribu bahasa.
Lalu kulepaskan genggamanku. Karena aku tau, menahanmu hanya akan melukaimu juga melukaiku. Aku membiarkanmu berbalik arah dan berlalu. Aku tersenyum dan menangis di waktu yang sama ketika langkahmu mulai menjauh dariku.
Air mataku tak berhenti ketika sosokmu mulai tak terlihat lagi. Aku ingin mengejarmu, namun tubuhku tak mampu untuk berdiri. Aku ingin berteriak memanggilmu, tapi hanya isak tangis yang keluar dari mulutku.
Berat untukku harus melepaskanmu disaat aku masih menyayangimu. Berat untukku saat berfikir kau tak ada lagi di sampingku. Berat bagiku saat tak ada lagi kamu di sela waktuku. Berat bagiku saat berpikir kau takkan berbalik lagi ke arahku. Berat bagiku melepasmu pergi, karena kamu segalanya bagiku.
Aku menangis sejadi-jadinya. Menyalahkan diriku atas kepergianmu. Dan ketika aku mampu memanggil namamu, kau sudah berlalu. Meski aku berteriak memanggil namamu, tak kulihat sosokmu berbalik ke arahku. Kamu telah pergi.
Pati, 22 Juli 2019
Σ'siska
No comments:
Post a Comment