Aku pernah begitu percaya kepada seorang pria
Menitipkan hati dan perasaan seutuhnya
Memberikan cinta setulusnya
Namun justru berakhir pengkhianatan dan kecewa
Aku sempat berfikir jika semua pria itu sama
Hanya kata dusta yang disimpan rapi dalam ungkapan cinta
Aku takut untuk kembali membuka hati
Takut jika hatiku disakiti lagi
Aku salah, aku menuliskan telinga dan menutup mata
Bahwa aku memiliki seorang pria di rumah
Pria yang selalu menjagaku dengan penuh cinta
Cinta yang tak akan pernah sama dengan yang lainnya
Adalah dirimu ayah
Pria yang cintanya tidak pernah sama
Meski banyak diamnya tapi sangat luar biasa khawatirnya
Dia yang tidak banyak bersuara namun paling peka
Dia tidak pernah marah dengan terbuka
Tak pernah ucapannya menggoreskan luka
Dia terlihat tak hangat padahal selalu memberi semangat
Dia seperti tak dekat namun mampu meringankan penat
Dia yang tidak pernah kasar apalagi menampar
Dia yang mendidik dengan sabar
Ketika aku butuh dia selalu ada
Ketika aku ditimpa kesulitan dia tak pernah meninggalkan
Ketika aku menangis dia yang meyakinkan bahwa akan muncul pelangi setelah hujan
Ada Kebahagiaan setelah banyak air mata yang bercucuran
Ayah, kau satu-satunya pria yang tulus menyayangi
Tak pernah terbesit niat untuk menyakiti
Tak pernah memberi janji
Dan mencintai dengan caranya sendiri
Padang, 28 Desember 2019
-F.M
No comments:
Post a Comment