Kesetaraan selalu diagungkan
Emansipasi selalu dikumandangkan
Seolah perempuan telah benar-benar bebas
Padahal nyatanya perempuan hanya berganti belenggu
Belenggu itu bukan lagi pengekangan atas hak
bersuara
Bukan lagi larangan menjadi pemimpin
Tapi sebuah ironi miris
Saat aku diperlakukan bagai sebuah hiburan
Atas nama seni mereka memaksaku menanggalkan busana
Atas nama hiburan mereka memaksaku melepaskan
martabat
Jerat materi telah menjadi belengguku
Ketika aku dipaksa untuk menjadi penghibur didepan
mata lelaki
Apakah itu sebuah kebebasan
Ketika martaban tak lagi diagungkan
Ketika jerat kemiskinan dan materi Memaksaku
menanggalkan harga diri
Inilah aku perempuan dibalik belenggu
By. Tinta Emas
No comments:
Post a Comment