Seminggu sudah berlalu
Disaat kita saling memeluk rasa yang begitu pilu
Kau pun berkata kepadaku
Sungguh aku bahagia disaat kita bersua
Rasa pilu menjadi bahagia, rasa derita menjadi sebuah istimewa di saat kita bersua....bushit
Pada akhirnya aku harus membungkam
Disaat hati ini merasakan terpaan yang begitu merajam
Dari seribu bahasa kau puji aku
Sehingga kau campakan aku menjadi kosong, sungguh lucu
Sekarang tanganmu sudah berinai itu pertanda
Bahwa aku hanyalah sementara
Apakah aku harus tertawa terbahak-bahak
Di saat aku merasakan hati yang begitu mengoyak
Aku patah, disaat seribu bahasa hati menjadi bayangan pikiran yang penuh kekelaman
Seribu menjadi kosong aku pun terbuang,
Aku bangkit dan berjalan menuju perjuangan yang begitu sulit
Dengan sayatan luka, yang kau berikan membawaku semakin tenggelam
Bagai terjerumus ke dalam jurang
Yang tak mungkin aku bisa terbang
Aku hancur, ketika semuanya yang kubangun telah lebur
Masih ingatkah dirimu ketika kita berkata
Di antara satu dan dua menjadi kita
Dibagi menjadi tanda tanya
Perihal hati kau pilih dia
Aku harus merasakan luka di antara seribu bahasa
Aku mencoba merajut asa di setiap cinta yang aku perjuangkan, tetapi kenapa hanyalah tinggalkan sebuah kenangan bukan sebuah kebanggaan
Akupun tersenyum, tanpa seseorang tahu yang kurasakan begitu dalamnya
Yang aku anggap dialah yang cinta terakhirku, yang Tuhan berikan kepadaku
Tangerang ,16 April 2020
Pena yang fana_
No comments:
Post a Comment