Sunday, December 15, 2019

Hampa

Dalam cermin itu
Kulihat ada sosok yang lagi menatapku
Perlahan ku mendengar dia ingin berkata
Dalam wajahnya yang sayup
Terlihat matanya sedang berkaca-kaca
Entah apakah yang membuatnya sedih

Kudekati dan kutatap sosok itu
Tepat berdiri di depannya
Aku melihat dia sama persis sepertiku
Wajahku menatap heran

Dengan lirih dia bertanya padaku :

Apakah kamu senang dengan semua pujian yang dilontarkan padamu ?
Seharusnya kamu bersedih,
Pujian yang diberikan padamu
Menandakan dosa-dosamu lagi mengalir deras

Kain yang selama ini menutupimu dari pandangan, apakah telah sempurna ?
Ataukah hanya kau jadikan penutup atas semua aib-aibmu ?

Apakah kamu bangga ?

Kamu pasti tau, yang mereka puji
Tatkala suatu hari hanya akan terbaring kaku, dingin, hingga pucat atau membiru
Yang akhirnya akan dibungkus
Dengan selembar kain putih, tak berjahit dan tak bercorak
Ditinggalkan sendiri dalam perut bumi, gelap dan sempit
Hingga perlahan hancur, terurai bersatu dengan tanah

Merasa hampa ?
Saat itulah kamu baru benar-benar menyadari
Bahwa kamu tak lagi menggambarkan seseorang
Yang memiliki paras indah dunia
Karena itu, tak akan indah lagi
Saat bumi perlahan melumat kulit hingga tak bersisa dan tak berbekas


Dalam perut bumi, 09 Desember 2019
Tertanda : Rindoe

No comments:

Post a Comment