Tuesday, January 14, 2020

Cinta dalam diam

By : Iffah Said 

Lagi duduk-duduk kemudian dengar kabar, bahwa orang yang selama ini dicintai oleh (sebut saja dia Bunga) akan segera melangsungkan pernikahan. 

Yaps, saya baru saja melihat kasus mencintai dalam diam berakhir patah hati lagi. Cinta dalam diam memang tengah populer belakangan ini, meskipun sebenarnya sangat beresiko, tapi hal ini tak menyurutkan peminatnya untuk tetap melakukannya. Apalagi hal ini dilakukan oleh para muslimah yang notabene hanya bisa menunggu. Memang iya, dibolehkan untuk mengajukan diri pada ikhwan shalih Yang disukai, dan hal ini pun dipraktikkan langsung oleh Khadijah istri Rasulullah, tapi ternyata keyakinan para wanita muslimah zaman now masih belum cukup kuat untuk mendobrak budaya ini, yaitu menawarkan diri pada ikhwan shalih yang ditaksirnya. 

Saya sama sekali tidak menyalahkan cinta dalam diam. Tapi, saya pribadi berpendapat bahwa ada yang salah dalam praktik mencintai dalam diam yang dilakukan muslimah zaman now.

Nah....
Dear ukhtiku yang syantik, baik hati, tidak sombong dan rajin menabung. 

Let me ask you something.

Ketika kamu mencintai seseorang dan menunggunya, yakinkah kamu bahwa dia akan datang kepadamu?
Atau mungkin dia sedang dalam perjalanan menuju orang lain?

Dan yang kau maksud cinta dalam diam itu apa?
Diam-diam memikirkan dia?
Diam-diam chat?
Diam-diam curi pandang?
Diam-diam stalking?
Diam-diam cerita sana-sini?
Atau apa?

Banyak dari kita yang merasa bahwa jalan mencintai dalam diam yang kita pilih sudah benar, padahal kita lupa bahwa mencintai dalam diampun tidak cukup untuk menjaga iffah dan izzah. Meskipun memang hal ini salah satunya.

Dear wanita muslimah,
Usahamu dalam menjaga diri dengan mencintainya dalam diam sudah baik. Tapi kalau hal ini dibarengi dengan stalking-stalking sosmednya melulu, tiap hari bahasnya si doi, tiap hari curi-curi pandang sama si doi? Gimana?
Tanyakan kehatimu, apakah ini termasuk menjaga hati?
Pernahkah kamu mendengar "gara-gara kepo setitik rusak move on sebelanga?" 🤭

Duhai muslimah yang tengah mencintai dalam diam sembari menunggu dia datang.

Dia yang kau tunggu, pastikah dia menuju kepadamu?

Atau mungkin dia tengah menuju orang lain?

Bagaimana bisa kamu menunggu seseorang yang tak pernah minta untuk ditunggu?

Dan untuk mu para ikhwan, 
Yang suka janji-janji akhwat untuk menunggu dan lain-lain sebagainya.

Hey! Jangan sok!

Kau janjikan padanya masa depan, padahal kau tak tahu akankah kau datang atau tidak.

Bagaimana mungkin kamu membiarkan seorang akhwat menyimpan harapan padamu, sedangkan kamu sendiri tidak tahu apakah kamu bisa menepatinya?

Bisakah kamu menjamin dia yang kamu suruh tunggu akan menjadi jodohmu?

Atau sampaikah umurmu pada masa dimana kamu akan menepati itu?

Bukankah jodoh, maut dan rezeki semua ditangan Allah?

Ataukah mungkin situ sudah ngintip masa depan?
Ah, impossible!

Dan untuk semua teman-teman yang selalu mengatakan jatuh cinta sebelum menikah adalah ujian, saya ingin kamu membaca ini.

"aku terlalu malu mengatakan jatuh cinta sebelum menikah adalah ujian. Karena sebenarnya  hati ini lebih tahu bahwa itu adalah akibat dari mata yang tak menundukkan pandangan, hati yang terus berangan dan interaksi yang tak terjaga"

So, Jangan lupa Jaga iffah dan izzah diri kita dear..

Ohiya, ada satu lagi kutipan dari Khalifah Ali Bin Abi Thalib,
"Orang yang tidak menguasai matanya, hatinya tidak ada harganya"

Allahua'lam

No comments:

Post a Comment