Atma menyesap hitam menuju arah pancaran cahaya
Menikam rusuk sampai kerongkongan tersendat
Tersadar direalitas tajamnya kenyataan
Hingga lesap tergerus angkara dan luka menganga.
Mulut hanya bisu bungkam tak bersuara
Meski nyatanya di dasar nurani lantang berteriak
Berseteru saling mengambil peran
Hingga tak mampu terbendung, perpecahan
Sampai di afragma nafas kini terengah
Menelan ludah sembari tertegun di kesadaran
Sesal di selasar memoir rekayasa
Dari titik reversal di sangkar nalar
Kian menggelegar selayak petir menyambar
Daratan dipenuhi sukma-sukma tanpa kesadaran
Menjerit, terlilit, teriris belenggu penuh kepalsuan
Semoga di balik setiap kasat
Para arwah putih di dasar palung kehampaan
Tetap memancang teguh kebajikan
Seluruh asa dari metafora realitas
Kelak kan hadir masa sangsaka jiwa
Bergemuruh meletupkan kegagahannya
Di atas kegelapan nan kian menyeruak
Ketika denyut waktu teramat cepat melesat menuju batas nadir.
Langit bergetar dihujam cahaya
Bumi terkoyak ,lebur di hantam dahaga
Mata menganga terdiam menatap rahasia
Kemegahan dari sejatinya kemenangan yang nyata dari Sang Kebenaran, terpampang menembus cakrawala di kefanaan semesta jayabaya.
Jelaga di rusuk Atma
Bandung,2 Februari 2020
tercatat di dimensi keyakinan
-K.L.S-
No comments:
Post a Comment