Pahit..
Kulihat langkah tak berpadu
Menyela setiap kerangka eksplisit
Berantai mengusap keringat dahaga sang mata kalbu.
Abstrak..
Serupa lukisan angkasa nalar
Tumbuh liar merapal sarkas
Beralas akal, bertinta satire, menyambar-nyambar dataran majas.
Rasuk..
Ke dalam paduan alinea rasa
Menjelma susunan paragraf reaktifitas makhluk
Berkumpul di lembaran usang frasa eksofora
Imaji..
Memupuk benih gramatika keabnormalan
Interval antara egocentris dan realistis
Seolah tergerus dimensi alienasi mental berkepanjangan
Semu..
Selayak hasrat selasar sendu
Terkadang pilu menjadi kelabu
Dibalut percikan aksara deru, memoir usang dermaga rindu.
Beludru menyelimuti gelagat kelu nan membeku
Eksentrik dari sirkular bahasa absolut ekspansi nalar
Riuh, bergemuruh, konstelasi beradu argumentasi
Berimbuh konsonan kata dari kisruh peraduan asa
Angkuh merengkuh dilema luruh di kedalaman dimensi ruh
Renjis kepalsuan drama filantropi seakan tampak aksiomatis
Intuisi akhirnya lantang mengucap adstratum
Sumpah dengan akrolek mengakhiri realisme abstrak,
menetap menuju dimensi hulul, mahabah kini terukir di kucuran tangis mata terbelalak.
Bandung, 24 Maret 2020
Paradoks Antara Rindu, Imajinasi & Simulakra
-K.L.S-
No comments:
Post a Comment